Jumat, 28 Desember 2012

Rajin minum susu Kangkerpun menjauh

Rajin minum susu terbukti mampu meningkatkan kondisi kesehatan, termasuk mencegah osteoporosis serta menurunkan risiko diabetes dan sindrom metabolik. Namun studi terbaru dari Swedia berhasil menemukan manfaat luar biasa lain dari susu yaitu mencegah perkembangan kanker usus besar.

Sekelompok peneliti dari University of Lund menemukan bahwa salah satu protein dalam susu yang disebut lactoferricin4-14 (Lfcin4-14) dapat mengurangi laju pertumbuhan sel-sel kanker usus besar secara signifikan dari waktu ke waktu. Caranya dengan memperpanjang periode siklus sel sebelum kromosom sel kanker tersebut mereplikasi diri.

Tak hanya itu, Lfcin4-14 juga diketahui dapat mengurangi kerusakan DNA sel-sel kanker usus besar yang terpapar sinar ultraviolet (UV).

"Sebelumnya kami menduga bahwa perpanjangan siklus sel pada sel-sel kanker usus besar sebagai bagian dari pengobatan dengan Lfcin4-14 dapat memberikan waktu tambahan bagi proses perbaikan DNA," ungkap salah satu peneliti, Profesor Stina Oredsson dari Department of Biology, University of Lund.

"Tapi dari studi terbaru ini kami mengetahui bahwa kerusakan DNA yang diakibatkan sinar UV juga bisa berkurang pada sel-sel kanker usus besar yang diintervensi dengan protein Lfcin4-14. Kendati persentase penurunannya kecil tapi bisa dikatakan cukup signifikan," lanjutnya.

Awalnya peneliti melakukan percobaan dengan memapari sel-sel kanker usus besar menggunakan sinar UV yang menyebabkan kerusakan DNA lalu menumbuhkan sel-sel itu. Sembari ditumbuhkan, kelompok sel pertama diberi protein Lfcin4-14 sedangkan kelompok lainnya tidak diberi protein.

Setelah itu barulah peneliti mengevaluasi kerusakan DNA pada kedua kelompok sel dengan menggunakan teknik yang disebut comet assay. Mengapa disebut comet assay? Pasalnya setelah diproses, sel-sel yang mengalami kerusakan DNA berbentuk menyerupai komet lengkap dengan ekornya dan perbandingan intensitas antara 'komet' dengan 'ekornya' mengindikasikan banyaknya DNA yang rusak.

Hasilnya, studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of Dairy Science ini mengungkapkan bahwa paparan sinar UV menyebabkan peningkatan jumlah 'komet', sebaliknya intervensi protein Lfcin4-14 mengurangi jumlah 'komet' pada sel-sel yang terpapar sinar UV.

Untuk memahami mekanisme yang digunakan Lfcin4-14 saat mengurangi kerusakan DNA, peneliti mengevaluasi kadar sejumlah protein yang terlibat dalam perkembangan siklus sel, perbaikan DNA dan kematian sel.

Dari situ peneliti menemukan adanya peningkatan lipatan endonuclease-1, protein yang dikaitkan dengan sintesis DNA; penurunan limfoma protein X yang berkaitan dengan b-cell lymphoma 2 (Bcl-2) yang terlibat dalam proses kematian sel; serta penurunan level γ-H2AX yang mengindikasikan perbaikan DNA yang lebih efisien.

"Perubahan ini mendukung hipotesis kami bahwa pengobatan dengan protein Lfcin4-14 dapat meningkatkan mekanisme perbaikan DNA," tandas Dr. Oredsson seperti dilansir dari medindia, Jumat (5/10/2012)

Dr. Oredsson pun mencatat bahwa secara umum sel-sel kanker mengalami kecacatan dalam hal mekanisme perbaikan DNA-nya. Itulah sebabnya Lfcin4-14 bisa jadi memberikan dampak yang lebih besar terhadap sel-sel normal ketimbang sel-sel kanker.

"Data kami menunjukkan bahwa dampak Lfcin4-14 dalam memperpanjang siklus sel dapat berkontribusi terhadap pencegahan tumbuhnya sel-sel kanker pada sel-sel normal," simpulnya.